Transparansi Jadi Sorotan, AWaSI Temui Wabup Kerinci Dorong Perbaikan Sistem Informasi

KERINCI (KABARNEGERI.NET) – Aliansi Wartawan Siber Indonesia (AWaSI) Provinsi Jambi menggelar aksi unjuk rasa damai di Kabupaten Kerinci, Selasa (17/06/2025), dengan tujuan utama mendorong keterbukaan informasi publik di lingkup pemerintah daerah, OPD, serta perusahaan yang beroperasi di daerah tersebut.

Aksi ini mendapat sambutan langsung dari Wakil Bupati (Wabup) Kerinci, H. Murison, yang didampingi oleh sejumlah Kepala Dinas atau yang mewakili dari Dinas Kominfo, Badan Kesbangpol, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, dan Dinas PMD Kabupaten Kerinci.

Dalam penyampaiannya, koordinator aksi Erfan Indriyawan, SP menegaskan bahwa aksi ini dilakukan demi mendorong transparansi, partisipasi masyarakat, dan keterbukaan informasi sebagai bagian dari kontrol sosial yang sehat.

Adapun poin-poin tuntutan AWaSI adalah sebagai berikut:

1. Mendesak Pemkab Kerinci meningkatkan transparansi dan keterbukaan informasi publik agar masyarakat dapat dengan mudah mengakses data pembangunan, anggaran, layanan publik, dan bantuan sosial.
2. Meminta pembentukan dan penguatan layanan informasi terpadu berbasis media sosial, website, dan media publikasi resmi lainnya.
3. Mendorong setiap OPD agar aktif mempublikasikan program dan kegiatan mereka secara terbuka kepada masyarakat.
4. Membuka ruang informasi di Desa dan Sekolah serta Puskesmas kepada masyarakat kerinci agar masyarakat tidak kekurangan informasi yang dapat meningkatkan keharmonisan dan kesejahteraan masyarakat.

Wabup H. Murison menyediakan ruang bagi AWaSI Jambi untuk menyampaikan tuntutannya di aula rapat kantor Bupati.

Erfan menyampaikan bahwa wartawan tidak pernah meminta satu rupiah pun dari berita yang dibaca oleh masyarakat atau yang ditonton oleh masyarakat dan wartawan yang ada di Kabupaten Kerinci tidak jauh berbeda dengan wartawan yang ada di Jambi maupun Jakarta. Jangan beda-beda wartawan karena pada dasarnya mereka sama

“Mereka menjalankan tugas dengan cara yang sama dengan kode etik yang sama dan dilindungi oleh undang-undang yang sama. Wartawan bukanlah bidang pekerjaan tetapi profesi sebagai mana guru yang juga profesi kewajibannya adalah mengajar polisi profesi kewajibannya adalah mengamankan Dan wartawan kewajibannya adalah memberikan informasi kepada masyarakat,” ungkap Erfan.

Tetapi karena ulah wartawan gadungan, sebagian besar pejabat publik enggan menjalin kemitraan dengan media maupun wartawan karena image yang ditimbulkan bahwa wartawan itu meresahkan.

“Banyak wartawan gadungan yang merusak citra wartawan tetapi oknum pejabat korup membuat wartawan gadungan menjadi tumbuh subur karena pejabat korup tidak mampu membedakan mana wartawan gadungan dan menawarkan profesional, sehingga persoalan hanya diselesaikan dengan cara membagi – bagikan uang hasil korupsi, bukan membuat publikasi,” tegas Erfan.

Hal ini berakibat tertutupnya ruang informasi bagi masyarakat Kerinci karena miss komunikasi antara pejabat publik dengan awak media.

“Semoga kedepannya hubungan ini dapat diperbaiki dengan memberikan bimbingan kepada pejabat publik untuk dapat membedakan antara wartawan gadungan dan profesional, serta dengan memberikan pemahaman kepada media tetap menjalankan tugasnya sebagaimana yang telah diatur dalam kode etik jurnalistik, menyajikan informasi kepada masyarakat,” tutupnya.

Wabup Kerinci, dalam tanggapannya menyatakan komitmen pemerintah daerah untuk menindaklanjuti aspirasi yang disampaikan.

“Pemerintah Kabupaten Kerinci menyambut baik aksi ini. Masukan dari AWaSI menjadi bahan evaluasi bagi kami untuk terus memperbaiki sistem informasi publik dan pelayanan kepada masyarakat,” ujar Murison di hadapan massa.

Aksi berakhir dengan tertib dan damai. AWaSI menegaskan akan terus mengawal isu keterbukaan informasi di daerah sebagai bagian dari tanggung jawab moral dan profesionalisme jurnalis siber. (Red)